Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membayar tunggakan sewa rumah kontrakan Elisabeth Koesno di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Elisabeth merupakan istri pengawal presiden RI Soekarno, Serma R. Koesno. Kondisi keluarga Elisabeth memang tengah dirundung kesulitan.
Tepat 1 Juni 2021 nanti, masa sewa kontrakan rumah Elisabeth habis. Ia dan sekeluarga pun sempat putus asa dan tak tahu lagi akan tinggal dimana. Roland Anziano, cucu R Koesno menceritakan, kesulitan demi kesulitan yang dialami keluarganya itu. Akibat sakit dari jatuh yang dialami akhir tahun 2019 silam, sang nenek harus menjalani perawatan yang tidak murah. Terakhir adalah ketidakmampuannya membayar kontrakan hingga bayar PDAM. Namun kekhawatirannya itu sirna, sebab kemarin ia mendapat kabar bahwa kontrakannya telah dibayar oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Bantuan ini pun diluar dugaan keluarga Elisabeth.
“Karena pak Ganjar tidak pernah menjanjikan apa apa, dua minggu lalu saya kontak beliau lewat Instagram. Dibantu untuk bayar PDAM. Ini hadiah Hari Lansia. Dibayarkan kontrakan kami oleh pak Ganjar,” kata Roland. Ia mengatakan, tagihan PDAM dibayarkan Ganjar sekitar dua minggu lalu sejumlah Rp1,3juta. Sedangkan untuk kontrakan rumah sudah dibayar full satu tahun sebesar Rp25juta. “Kami betul betul berterima kasih, karena jujur saja kemarin sudah packing baju baju kita bingung mau ke mana,” ujarnya.
Ia pun bercerita sempat menyampaikan keinginannya untuk tinggal di Jawa Tengah jika memang ada tempat yang bisa ditinggali. “Sempat bilang ke Pak Ganjar kalau ada tempat tinggal di Jawa kita juga mau, kecil kecilan saja yang penting Oma nyaman. Ternyata malah dibayarin kontrakannya,” ucap Roland . Roland mengaku terpaksa membagikan kisah neneknya karena kesulitan yang dialami melalui media sosial. Sejumlah tokoh negara di mentionnya termasuk Ganjar Pranowo.
“Dulu Opa punya rumah di Pondok Gede, 2000 meter. Tapi ada sengketa dan kita akhirnya mengalah karena juga butuh uangnya untuk Oma. Nah dari situ kita mulai pindah pindah kontrakan sampai yang saat ini kita tinggali,” katanya. Namun, masa pandemi yang tak kunjung usai dan bantuan yang datang tak pernah jelas juntrungannya membuat kondisi ekonomi Elisabeth Koesno sekeluarga makin tak karuan. “Pernah jual minyak gula beras itu hanya untuk beli (token) listrik. Banyak yang datang mengaku kasih bantuan, tapi saya cuma diminta tandatangan cek kosong setelah itu tidak ada bantuan yang datang. Ya Alhamdulillah kadang orang orang itu meninggalkan mie atau sembako atau uang,” kata Roland.
Roland mengaku dirinya tak bisa berhenti bersyukur, sebab Ganjar menolongnya tanpa babibu. Ganjar, kata Roland, tak pernah bicara apapun soal rumah kontrakan. “Ya ndak menyangka, tahu tahu sudah dibantu. Terimakasih banyak pada pak Ganjar,” katanya. Terkait sang kakek, Roland menceritakan menceritakan, kakeknya dipilih oleh Bung Karno lantaran pernah berjuang bersama di sejumlah peperangan masa kemerdekaan. Koesno merupakan anggota pasukan dari Jendral Soedirman. “Waktu itu namanya Pasukan Pengawal Presiden, belum ada ajudan. Opa saya dipilih karena Bung Karno memang mencari anggota yang sedaerah dan menonjol di perang perang gerilya,” ujarnya
Roland mengatakan, mendiang Koesno memang tak banyak dikenal oleh publik tentang keterlibatannya. Namun ada banyak bukti bahwa kakeknya merupakan salah satu pengawal Bung Karno pada masa 1950 1960an. “Penembakan Istiqlal, terus beberapa peristiwa penting lainnya. Opa saya ada di situ,” katanya. Serma R Koesno meninggal tahun 1998 dan meninggalkan seorang istri bernama Elisabeth Koesno yang dinikahinya pada kurun waktu 1950. Elizabeth Koesno keturunan Belanda Indonesia, Ibunya berasal dari Purworejo.